Ininnawa
Demikian pepatah luhur yang dipajang disitus Pusat Kajian Budaya, Inninawa Makassar. Berawal dari kegelisihan sejumlah Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Hasanuddin tentang minimnya minat baca dikalangan Mahasiswa, mereka lalu menggagas Komunitas Inninawa. Keprihatinan melihat aktivitas membaca dianggap sebagai kegiatan yang kurang “gaul” dan sepinya perpustakaan, membuat idealisme mereka bangkit dengan melakukan aksi-aksi nyata.
Seperti dikutip dari situsnya, kelompok ini lalu mengumpulkan buku-buku koleksi pribadi dan menjalankan kampanye baca. Setiap hari, tiap anggota kelompok ini membawa buku di tasnya dan mempromosikannya ke teman-temannya. Bak penjual obat keliling. Tentu saja, mereka harus membaca buku-buku itu terlebih dulu, sebelum memutuskan buku mana yang bisa menarik perhatian mahasiswa paling ”alergi” membaca sekalipun.
SEIRING berjalannya waktu, ketika sebagian besar anggota Ininnawa menjelang menyelesaikan kuliahnya, mereka lalu memutuskan untuk mendirikan organisasi. Pada bulan Juni 2000, Pusat Kajian Budaya Ininnawa akhirnya disahkan di hadapan akte notaris. Ininnawa berasal dari bahasa Bugis yang artinya niat baik atau visi. Dalam anggaran dasarnya tercantum tujuan pembentukan organisasi ini adalah ‘melahirkan individu-individu dalam masyarakat yang bertanggung-jawab untuk memahami dan memberdayakan nilai-nilai budaya lokal”.
Dewan pendiri, sekaligus pengurus, memutuskan untuk meluncurkan pendirian Ininnawa dengan menyelenggarakan festival buku besar-besaran. Namun, kendala dana menghadang. Untunglah, mereka diminta bekerja sebagai tim enumerator untuk sebuah proyek bernama DELIVERI (Decentralization of Livestock Services in Eastern part of Indonesia), yang didanai oleh DFID Inggris dan Pemerintah Indonesia. Mereka bersepakat menyisihkan gaji dari pekerjaan ini untuk mendanai festival tersebut.
Kegiatan Inninawa sangat beragam, antara lain membuat kafe baca Biblioholic
yang ide dasarnya adalah menyediakan ruang yang yaman bagi para pencinta buku untuk berkumpul. Kafe baca ini juga menjalankan pelatihan menulis kreatif serta diskusi buku rutin, selain itu Rumah KAMU (Kaum Muda) adalah organisasi non-pemerintah yang bekerja di bidang pendidikan alternatif untuk remaja. Lembaga ini didirikan pada tahun 2003 oleh alumni Program Pelatihan Penelitian Lapangan FASID, dimana dua pendiri Ininnawa juga terlibat dalam proses pendiriannya. Ininnawa juga mendirikan Penerbit Inninawa yang sudah menerbitkan sejumlah buku berkualitas seperti “Warisan Arung Palakka” (2004) dan “Makassar Nol Kilometer”(2005).
Ya, komunitas Inninawa telah menunjukkan mereka tidak berhenti pada niat baik belaka tapi juga aktifitas nyata yang penuh makna.
0 komentar:
Posting Komentar