Minggu, 14 Juni 2009

PENDIDIKAN ADALAH AKTIVITAS KEBIJAKSANAAN




Kebijaksanaan yang sesungguhnya adalah memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup manusia, alam dan makhluk hidup lainnya. Ketika kebijaksanaan itu tidak ada lagi maka rotasi kehidupan akan merubah menjadi tidak teratur, maka untuk mengatur agar manusia menjadi bijaksana adalah melalui pendidikan, baik itu pendidikan di keluarga, lingkungan, maupun di lembaga pendidikan. Oleh karena itu pendidikan merupakan aktivitas yang berhubungan dengan kebijaksanaan, artinya dengan menyelenggarakan pendidikan akan melahirkan pelaku- pelaku kebijaksanaan dan instrument kebijaksanaan itu sendiri, pendidikan akan dikatakan bijaksana apabila memberikan pendidikan yang baik dan bermutu bagi anak didik, sehingga kedepan akan melahirkan juga anak didik yang memiliki rasa kebijaksanaan yang tinggi dan matang. Dengan demikian akan tercipta generasi yang mampu menjaga kelangsungan kehidupan didunia dengan sebaik- baiknya, hidup memang membutuhkan kebijaksanaan yang dapat menunjang rotasi sosial kemasyarakatan untuk mengelola bangsa ini agar dapat tercipta kedamaian dan keadilan.
Bijaksana dalam tataran ilmu pengetahuan dikategorikan sebagai bagian untuk mencapai kebenaran, pada abad- abad sebelumnya hanya orang- orang yang bijaksana yang mampu menjadi ilmuan, meski perkembangan selanjutnya hal itu masih perlu dipertanyakan, karena validitas untuk mengatakan bijaksana pada abad sebelumnya berbeda dengan era kekinian. Dalam sejarah klasikal, para tokoh- tokoh yang dianggap memberikan kebijakanaan lahir dari proses pendidikan yang panjang, walaupun banyak juga yang mendapatkan pengetahuan secara otodidak, tapi tidak dapat dipungkiri institusi pendidikan mengambil perananya peranan penting dalam mencetak anak didik yang bermutu.



Dari lembaga pendidikanlah akan lahir kebijaksanan, manakala pendidikan dilakanakan dengan sebaik- baiknya. Basis kebijaksanaan pada dasarnya terinspirasi dari proses pembelajaran yang dilakukan, untuk itu pengelolaan pelaksanaan pendidikan mesti menjadi perhatian besar guna meningkatkan kualitas lembaga dengan melakukan hal itu maka kuantitas juga akan meningkat. Banyak ide- ide yang baik untuk dapat memberikan mutu pendidikan yang matang, misalnya rekonstruksi Ikhwan al- shafa seorang ilmuan di zaman Bani Abbas, bahwa untuk melahirkan kebijaksanaan dari proses pendidikan adalah dengan memperhatikan 2 aspek, yaitu:
1. Memperkenalkan ide- ide pemilihan sumber belajar yang ada terhadap segala sesuatu dan berguna memilih maksud dari semua pengetahuan yang diperoleh.
2. Merancang manfaat atas semua pengetahuan, baik untuk dirinya sendiri, lingkungan dan alam semesta, sehingga setiap individu akan mempunyai kesempatan untuk berbuat sesuai dengan pengetahuan dalam rangka meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dari kedua aspek tersebut, jelas bahwa seorang pendidik tidak diperkenankan untuk melakukan pemaksaan dalam memberikan pengajaran, dengan kata lain pendidik juga perlu melakukan netralisasi terhadap materi yang akan disampaikan kepada anak didik, sehingga pengetahuan yang diperoleh anak didik mengarah kepada pembentukan jati diri dan kebijaksanaan sebagai inplementasi dari aktivitas pendidikan yang bermakna. Yang perlu dilakukan pendidik adalah menggali dan mengangkat bakat anak didik yang mungkin belum ia kenal, karena pada dasarnya, manusia dilahirkan telah memiliki bakat yang diberikan oleh Allah. Maka dengan bakat itu manusia dapat menentukan arah hidupnya, apakah berada dalam koridor yang baik atau buruk, maka diperlukan pendidik yang memiliki kebijaksanaan yang tinggi.
Aspek yang kedua lebih menekankan kepada hasil dari proses pendidikan itu sendiri, dengan ilmu pengetahuan yang didapat memungkinkan anak didik dapat memberikan manfaat bagi manusia dan alam, maka disinilah letak kebijaksanaan itu. Artinya, setelah melakukan proses pendidikan dan telah matang pemikirannya, anak didik akan tahu akan melakukan apa yang bermanfaat sesuai dengan keahliannya, untuk itu kebijaksanaan yang di dapat dari pendidikan akan mampu mengontrol arah pengamalan pengetahuannya agar terhindar dari upaya untuk menyalahgunakan disiplin ilmunya. Dengan kebijaksanaan pula, anak didik yang telah selesai melakukan pembelajaran secara formal mampu membuat keputusan- keputusan yang menguntungkan banyak pihak, baik hubungannya dengan manusia maupun dengan alam serta makhluk hidup lainnya.
Maka untuk melahirkan kebijaksanaan, sebelum mendidik akan lebih baik para pengajar mengetahui terlebih dahulu tujuan dilaksanakan pendidikan. Tujuan pendidikan yang sesungguhnya secara umum adalah mencetak insan yang paripurna, disamping melatih keterampilan atau skill diperlukan juga untuk membekali anak didik dengan akhlak yang terpuji, bahwa untuk mengetahui keberhasilan dari suatu proses pendidikan manakala anak didik mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari- hari.
Ketika para anak didik menyusun proyek atau menemukan permasalahan yang menarik, ketika mereka membuat pilihan dan menerima tanggung jawab, mencari informasi dan menarik kesimpulan, ketika mereka secara aktif memilih, menyusun, mengatur, menyentuh, merencanakan, menyelidiki, mempertanyakan, dan membuat keputusan, mereka mengaitkan isi akademis dengan konteks dalam situasi kehidupan, dan dengan cara ini mereka menemukan makna, dengan kebijaksanaan maka pendidikan menjadi barometer dalam menempuh penyelesaian permasalahan yang dihadapi, dari proses pendidikan pula dapat ditemukan kebijaksanaan yang juga menjadi barometer kualitas anak didik. Karena hal yang paling mudah dilakukan adalah mengkritik kebijaksanaan, oleh karenanya jika kebijakanaan dibuat sebagai bagian dari proses pendidikan tentu semakin mudah untuk memberikan keterangan yang semestinya dengan baik dan bermanfaat.
Peningkatan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dapat dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan, sedangkan mutu pendidikan dapat dicapai apabila faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan dapat berfungsi dengan baik dan saling mendukung. Dalam hal ini, faktor pendidikan khususnya pendidik menjadi sorotan utama mengenai berhasil tidaknya dalam mengemban tugas utama tersebut, khususnya dalam proses belajar mengajar.
Banyak hal yang memungkinkan kita untuk bisa berbuat banyak dalam melahirkan ide- ide serta aktivitas yang bermanfaat dalam dunia pendidikan, terutama hubungannya dengan penembangan kebijaksanaan dan pengenalan kebijaksanaan sejak dini kepada anak didik. Jika itu dilakukan dengan manajemen yang baik, maka semakin menyakinkan kita bahwa pendidikan itu merupakan kebijaksanaan dalam mengekspos manusia- manusia bijaksana.
Eksistensi dari pendidikan adalah kemampuan proses pendidikan itu mampu melahirkan kebijaksanaan yang nyata, tanpa harus merugikan orang lain, sistem yang ada, sangat berarti dilakukan bila pendidikan mampu mengarahkan anak didik untuk bersikap bijaksana dalam memutuskan suatu hal, karena dengan kebijaksanaanlah segala sistem akan menjadi sebuah manajemen yang terbaik, tanpa itu mustahil rasanya bisa tercapai kedamaian yang hakiki. Maka pendidikan itulah kunci untuk mencetak mengangkat harkat dan martabat diri seseorang baik pendidikan secara formal maupun non formal.
Banyak orang yang menyatakan dirinya bijaksana, tetapi lebih banyak merugikan orang lain, padahal telah melalui pendidikan yang tinggi, artinya apa, bahwa mekanisme belajar yang demikian tidak pada proporsi yang sebenarnya. Karna jika dari awal memasuki dunia pendidikan tidak melakukan filtrasi terhadap apa yang akan ia hadapi maka akibatnya sangat memprihatinkan, kadangkala mengganaskan dalam proses berpikirnya. Pola pikir orang yang bijaksana adalah bagaimana ia memandang pendidikan sebagai filtrasi untuk mengembangkan pikiran dan tingkah laku dalam mengabdi kepada agama, masyarakat dan bangsa.

0 komentar:

Posting Komentar

Ethiopia

Seseorang yang menjadi sumber kekuatan terbesar adalah pula sumber kelemahan terbesar

Kumpulan Blog Indonesia

CopyMIX


ShoutMix chat widget

Music

Google Music Search

NapoleonHILL

Kebijakkan yang sesungguhnya, biasanya tampak melalui kerendahan hati dan tidak banyak cakap

  ©Template by ji_aray_ininnawa.