Sabtu, 12 September 2009

MAHATIR MUHAMMAD

ADA dua tokoh yang menjadi berita media massa dunia dua pekan terakhir ini.
Tokoh pertama adalah Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad. Ia dihujani kecaman dari negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, setelah ia menyatakan kaum Yahudi mengusai dunia. Pernyataan ini merupakan bagian dari pidato yang disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Konferensi Islam.

ORANG Eropa telah membunuh enam juta dari 12 orang Yahudi. Akan tetapi, kini orang Yahudi secara tak langsung menguasai dunia. Mereka membuat orang lain mau berperang dan mati untuk mereka," demikian kata Mahathir dalam pidato yang ia sampaikan dalam acara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-10 Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Putrajaya, Malaysia, 16 Oktober lalu.

"Pernyataan itu bersifat menyerang dan bernada menghasut," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Adam Ereli, hanya beberapa jam setelah pidato Mahathir.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Italia Franco Frattini juga berkomentar, "Pernyataan Mahathir disampaikan dengan menggunakan kata-kata yang bersifat menyerang. Beberapa bagian dari pernyataan itu sangat bernada anti-Yahudi."

Sejumlah negara lain, mulai dari Kanada, Australia, dan Uni Eropa, juga melancarkan kecaman sama yang pada intinya menuduh Mahathir anti-Semit dan memprovokasi umat Islam untuk memerangi kaum Yahudi.

NAMUN, Mahathir tak sendirian. Para pemimpin negara Islam yang sedang berkumpul di Malaysia segera pula menyatakan dukungannya kepada Mahathir. Mereka menilai tak ada yang salah pada pidato Mahathir. Mereka juga menyatakan bahwa pernyataan Mahathir telah ditempatkan di luar konteksnya.

Menurut Menlu Mesir Ahmed Maher, sebaiknya tak perlu memberi perhatian berlebihan pada berbagai kecaman dan tuduhan Barat. Menurut Maher, mereka yang mengomentari pidato itu belum tentu sudah membaca seluruh naskah pidato Mahathir.

"Tak ada seorang pun yang merasa pidato Mahathir itu sebagai bernada menghasut. Kami justru merasa pidato itu berisi penilaian yang bijak. Pernyataan itu ditujukan kepada umat Islam dan merupakan seruan agar Islam bangkit," kata Maher.

Sementara itu, Menlu Yaman Abu Bakar Qurbi mengatakan, pidato Mahathir tidak bernada anti-Yahudi. "Mahathir menyampaikan berbagai fakta yang dihadapi dunia Islam. Ia sama sekali tidak konfrontatif," kata Abu Bakar. "Saya sepenuhnya mendukung pidato Mahathir. Ia hanya ingin agar umat Islam memikul tanggung jawab terhadap sesamanya," katanya menambahkan



Mahathir sendiri berulang kali menyatakan, ia tak merasa melakukan kesalahan dan tak akan meminta maaf atas apa yang telah ia ucapkan. Pada akhir KTT forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Bangkok, Selasa lalu, ia bahkan menegaskan kembali penilaiannya bahwa kaum Yahudi secara tak langsung menguasai dunia.

"Adanya reaksi dunia justru menunjukkan bahwa mereka (Yahudi) memang menguasai dunia," katanya dalam wawancara yang dimuat surat kabar Bangkok Post, saat Mahathir berada di Bangkok untuk menghadiri KTT APEC, beberapa hari kemudian.

Mahathir juga tak terlalu menganggap serius kemarahan yang disampaikan kepadanya oleh Presiden AS George Walker Bush yang juga hadir dalam pertemuan puncak itu. Di sela-sela persidangan APEC, Bush dilaporkan sempat menyampaikan secara langsung keberangannya kepada Mahathir. Saat itu, Bush menyatakan bahwa pernyataan Mahathir salah dan bersifat memecah-belah.

Huru-hara yang terjadi tampaknya memang hanya disebabkan kesalahpahaman yang berawal dari kutipan pidato Mahathir yang dilakukan sepotong-sepotong oleh media massa Barat. Pembicaraan soal berkuasanya orang Yahudi di dunia sebenarnya disampaikan Mahathir dalam konteks menggugah umat Islam agar bangkit dan mengejar ketinggalan mereka di berbagai bidang.

"Kita sesungguhnya sangat kuat. Umat Islam yang berjumlah 1,3 miliar orang (seharusnya) tak bisa dengan mudah dikalahkan. Orang Eropa membunuh 6 dari 12 juta orang Yahudi. Akan tetapi, kini orang Yahudi secara tak langsung menguasai dunia. Mereka bisa membuat orang lain berperang dan mati untuk mereka," demikian bagian pidato Mahathir itu selengkapnya.

Dalam konteks yang sama pula Mahathir mengatakan, "Apakah benar kita tak perlu dan tak dapat melakukan apa-apa bagi diri kita sendiri? Apakah benar 1,3 miliar orang (Islam) tak memiliki kekuatan untuk menyelamatkan diri mereka sendiri dari penghinaan dan penindasan yang dilakukan oleh musuh yang jumlahnya jauh lebih kecil? Apakah mereka (umat Islam) hanya dapat membalas secara membabi buta dengan kemarahan. Apakah tak ada jalan lain kecuali meminta anak-anak muda kita untuk meledakkan dirinya sendiri dan membunuh orang lain, tindakan yang hanya mengundang dilancarkannya pembantaian lebih banyak lagi atas rakyat kita?"

"Tak mungkin tak ada jalan lain. Kaum Muslim yang berjumlah 1,3 miliar tak dapat dikalahkan oleh berapa juta orang Yahudi. Seharusnya ada jalan (bagi kita)," kata Mahathir menambahkan dalam pidato yang berulang kali disambut tepuk tangan para hadirin.

TOKOH lain yang juga menjadi pusat pemberitaan akhir-akhir ini adalah tokoh militer AS Letnan Jenderal (Letjen) William Boykin, yang barangkali kurang kita kenal. Pada saat yang kurang-lebih sama dengan saat Mahathir menyampaikan pidatonya di forum OKI, di Washington Menteri Pertahanan AS Donald Rumsfeld sedang sibuk membela bawahannya itu dari berbagi kritikan karena ia menyamakan perang melawan teror dengan perang antara agama Kristen melawan setan.

Dalam jajaran Departemen Pertahanan AS, Letjen Boykin bukan orang sembarangan. Ia adalah deputi menteri muda pertahanan bidang intelijen. Boykin-lah pejabat yang bertanggung jawab mengawasi usaha pencarian tokoh-tokoh yang dianggap sebagai teroris utama, seperti Saddam Hussein, Osama bin Laden, dan Mullah Omar.

Boykin seorang umat Kristen yang aktif. Di hadapan berbagai jemaat Kristen, ia berulang kali menyampaikan pandangannya soal perang melawan teror. Bulan Juni lalu, misalnya, Boykin memberi ceramah di hadapan sebuah jemaat Kristen di Negara Bagian Oregon. Tahun lalu ia juga sempat berbicara di Gereja Baptis Pertama (First Baptist Church) di Broken Arrow, Oklahoma.

Seperti dikutip kolumnis Shamsul Akmar dalam tulisannya di surat kabar terbitan Kuala Lumpur New Strait Times, Sabtu lalu, dalam salah satu kesempatan itu Boykin dengan menggebu-gebu mengatakan, "Mari kita tanya pada diri kita sendiri, mengapa mereka membenci kita. Mengapa mereka begitu membenci kita?"

Pertanyaan ini dijawabnya sendiri dengan, "Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian, jawabnya adalah karena kita sebuah bangsa Kristen. Karena dasar dan akar kita adalah Kristen-Judea (Judeo-Christian). Apakah saya mengatakan Kristen-Judea? Ya, Kristen-Judea. Itu artinya, kita terikat janji dengan Israel. Itu adalah janji yang tak akan pernah kita ingkari."

Kantor berita AS Associated Press (AP) juga melaporkan, di hadapan para pendengar ceramahnya Boykin juga pernah menyatakan, keberadaan Presiden Bush di Gedung Putih adalah "Karena Tuhan menempatkannya di sana untuk menghadapi masa-masa seperti sekarang ini."

Setelah terlibat pertempuran dengan pasukan Osman Ato, seorang panglima perang di Somalia pada tahun 1993, Boykin juga dilaporkan pernah mengatakan, "Saya tahu, Tuhan saya lebih besar dari miliknya. Saya tahu, Tuhan saya adalah yang sejati, sementara miliknya hanya berhala."

Terungkapnya pernyataan-pernyataan Boykin ini mengundang berbagai kecaman dan menimbulkan kontroversi tersendiri di AS. Jenderal Angkatan Udara Richard B Myers, misalnya, Kamis pekan silam menyatakan, dilihat sepintas, Boykin tampaknya tak melanggar peraturan militer. Seperti setiap warga lain AS, Boykin memang berhak menyampaikan pandangan keagamaannya secara publik. Namun, pemunculan dan ceramah Boykin dalam seragam militer di hadapan sebuah acara doa bersama merupakan hal yang aneh.

Seperti disampaikan dalam editorial surat kabar Washington Post, hari Minggu lalu, Jenderal Myers yang juga menjabat Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata AS mengatakan, pernyataan Boykin bahwa keberadaan Bush di Gedung Putih adalah atas kehendak Tuhan hanya akan menimbulkan kemuakan. Boykin telah mencampuradukkan posisinya sebagai perwira militer dengan keyakinan keagamaannya.

Pernyataan Boykin soal pemujaaan berhala yang dihubungkan dengan panglima perang Somalia Osman Ato, menurut Myers, juga bermasalah karena bersifat menyerang Islam

Secara terpisah, penasihat keamanan nasional Presiden Bush Condoleezza Rice juga mengomel saat dimintai tanggapan soal pernyataan-pernyataan Boykin.

"Dalam soal ini, pandangan Presiden saya kira sudah sangat jelas. Ini bukan perang antaragama. Tak ada seorang pun yang boleh menyatakannya begitu," katanya dalam sebuah wawancara hari Minggu lalu.

Adapun kalangan militer bahkan menuntut agar jenderal bintang tiga itu dicopot dari jabatannya karena telah membuat pernyataan-pernyataan yang dianggap tak selayaknya disampaikan seorang jenderal, apalagi saat ia mengenakan seragam militer. Tetapi, Rumsfeld tetap bersikeras membela dan berusaha mempertahankan Boykin. Alasannya, ucapan-ucapan jenderal yang telah menerima banyak tanda jasa itu disampaikan atas nama pribadi.

MESKI mendapat reaksi keras dari berbagai pemimpin Barat, pernyataan PM Mahathir bahwa kaum Yahudi kini secara tak langsung menguasai dunia tampaknya tak terbantahkan. Seperti yang dikatakan Mahathir sendiri, serangan-serangan yang diarahkan kepadanya justru semakin kuat membuktikan bahwa pernyataannya benar.

Lagi pula, sudah menjadi rahasia dunia bahwa kebijakan-kebijakan luar negeri AS dikendalikan kaum Yahudi. Hal inilah yang menjadi latar belakang mengapa, misalnya, AS selalu memveto berbagai resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dianggap menguntungkan rakyat Palestina, meskipun semua negara lain mendukungnya.

Jumat pekan lalu Boykin telah menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa diserang oleh pernyataan-pernyataannya. Namun, masih menjadi pertanyaan besar apakah permintaan maaf ini sudah cukup bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk tokoh sekaliber PM Mahathir, untuk meningkatkan kepercayaan terhadap pemerintahan Presiden Bush.

Jenderal Boykin sungguh-sungguh telah merusak usaha presidennya untuk meyakinkan dunia bahwa perang melawan teror yang hingga kini masih dilakukan bukanlah perang melawan agama tertentu.

Persoalan Boykin mungkin baru akan tuntas hanya jika Presiden Bush dan Menhan Rumsfeld segera mencopot sang jenderal dari jabatannya, sebagaimana dituntut kalangan tertentu bahkan di AS sendiri. Seorang jenderal dengan pandangan seperti Boykin berada di garis depan perang melawan teror, sampai kapan pun AS akan sulit meyakinkan dunia Islam bahwa perang itu bukan sebuah perang salib.

0 komentar:

Posting Komentar

Ethiopia

Seseorang yang menjadi sumber kekuatan terbesar adalah pula sumber kelemahan terbesar

Kumpulan Blog Indonesia

CopyMIX


ShoutMix chat widget

Music

Google Music Search

NapoleonHILL

Kebijakkan yang sesungguhnya, biasanya tampak melalui kerendahan hati dan tidak banyak cakap

  ©Template by ji_aray_ininnawa.