Minggu, 28 Maret 2010

MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan ujung tombak dalam proses belajar mengajar yang secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi cerdas, terampil dan bermoral tinggi.
Pengajaran bahasa Arab harus didasarkan atas tujuan pengajaran bahasa Arab itu sendiri. Sedangkan tujuan pengajaran bahasa Arab disesuaikan dengan tingkatan pendidikan di mana pelajaran bahasa Arab disampaikan. Tujuan pengajaran di tingkat Madrasah Tsanawiyah tentu tidak sama dengan tujuan pengajaran bahasa Arab di tingkat Madrasah Aliyah. Untuk itu tujuan pengajaran harus disesuaikan dengan tingkatan lembaga pendidikan di mana pelajaran bahasa Arab disampaikan.
“Pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) perlu diketahui bahwa “Bahasa Arab adalah bahasa asing yang termasuk dalam kelompok mata pelajaran yang berciri khas agama Islam yang dianggap penting untuk mrnunjang pemahaman pengetahuan agama Islam dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pengembangan hubungan antar bangsa”

Memperhatikan uraian di atas jelas bahwa pengajaran bahasa Arab sebagai pelajaran inti di MTs, di mana bahan pelajaran bahasa Arab MTs merupakan perluasan dan pengembangan bahan pelajaran Madrasah Ibtidaiyah (MI) dengan tambahan bahan pelajaran mengenai tata bahasa.



Pelajaran bahasa Arab siswa dituntut untuk memiliki keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan mengarang, atau menguasai kosa kata. Pengajaran bahasa Arab di MTs akan banyak mengalami kesulitan manakala siswa tidak mampu membaca huruf Arab, hal ini akan dapat menghambat proses pembelajaran bahasa Arab di kelas.
Terlebih lagi jika siswa MTs bukan berasal dari Madrasah Ibtidaiyah tetapi berasal dari Sekolah Dasar yang tidak lancar membaca huruf Arab, maka proses pembelajaran akan mengalami kesulitan sehingga hal inilah yang menjadi embrio kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Arab. Tetapi sebaliknya jika memiliki kemampuan membaca huruf Arab dengan lancar maka kesulitan tersebut akan dapat dengan mudah diatasi. Untuk itu kelancaran siswa dalam membaca huruf Arab merupakan pondasi bagi anak didik untuk dapat mengikuti pelajaran bahasa Arab di MTs hingga kejejang yang lebih tinggi.
Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang, merupakan lembaga pendidikan dasar bercirikan Islam yang setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Siswa yang belajar di madrasah tersebut sebagian besar berasal dari lulusan Sekolah Dasar. Sehingga latar belakang siswa tersebut sangat bervariasi. Ada siswa yang memang dari semula berniat untuk belajar di MTs Tersebut, tetapi ada juga siswa yang karena tidak diterima di SLTP Negeri, akhirnya masuk dan belajar di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah ini.

Latar belakang pendidikan siswa tersebut inilah yang menyebabkan beragam pula kemampuan dasar dalam memahami dan membaca huruf Arab. Siswa yang memang sudah berniat belajar di Far’ussa’adah Arabiyah ini umumnya memiliki kelancaran dalam membaca huruf Arab, walaupun ada juga yang kurang lancar. Tetapi siswa yang masuk kerena tidak diterima di sekolah negeri lainnya, umumnya kemampuan membaca huruf Arab masih lemah. Kondisi demikian jelas menimbulkan problem tentang minat mereka dalam mengikuti prose pembelajaran bahasa Arab. Untuk itu penulis ingin melihat dari dekat dengan mengadakan penelitian yang akan penulis tuangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul “MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MADRASAH TSANAWIYAH FAR’USSA’ADAH ARABIYAH SENYERANG KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT.

B. Perumusan Masalah
Masalah yang akan dirumuskan dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang ?
2. Bagaimana minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang?
3. Bagaimana upaya Guru dalam mengatasi kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab tersebut.?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penulisan dan penelitian ini adalah:
a. Ingin mengetahui Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang.?
b. Ingin mengetahui Bagaimana minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang.?
c. Ingin mengetahui Bagaimana upaya Guru dalam mengatasi kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab tersebut.?
2. Kegunaan Penelitian
Diharapkan hasil penulisan dan penelitian ini dapat berguna :
a. Untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang.
b. Untuk memberikan informasi mengenai kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang ?
c. Untuk memberikan penjelasan tentang upaya guru dalam mengatasi kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab.

D. Kerangka Teori
1. Konsep Minat.
Kata minat identik dengan kata motivasi yangberasal dari kata “motif” yakni segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan minat atau motivasi dimaksud usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga seseorang itu mau, dan ingin melakukannya.
Manusia makhluk yang berkembang dan dipengaruhi oleh bawaan dan lingkungannya, menurut Islam teori konvergensi yang dikemukakan oleh William Stern menjelaskan bahwa pendidikan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor bakat atau bawaan sejak lahir dan faktor lingkungan eksternal. Apa yang dikemukakan oleh ahli pendidikan di atas mendekati kebenaran, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :
Rasulullah SAW berikut ini :
عن ابى هريرة قال رسول الله صلعم كل مولود يولد على الفطرة حتى فتك لسانه فابواه يهودانه اوينصرانه اويمجسانه) رواه البخارى(
Artinya : “Dari Abi Hurairah R.a berkata : Rasulullah SAW bersabda setiap anak dilahirkan atas fitrah (kesucian agama yang sesuai dengan naluri) sehingga lancar lidahnya, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi atau Nasrani atau majusi”. (H.R. Bukhari).

Menurut konsep hadits ini, maka orang tualah yang menjadikan anaknya baik, hal ini banyak dipengaruhi oleh rumah tangga atau keluarga. Jadi konvergensi di atas adalah stiap anak dilahirkan membawa fitrah, baik itu bakat, potensi dan minat, sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan keluarga atau rumah tangga. Kedua pengaruh ini baik pengaruh lingkungan keluarga maupun bakat yang dimiliki anak, keduanya saling mendukung dan mempengaruhi. Ketika anak di sekolah hampir saja semua pengaruh pendidikan anak di sekolah bukan hanya dari segi kognitif saja akan tetapi terus berlanjut ke afektif dan psikomotorik anak, sehingga anak dapat berbuat sesuai dengan ilmu pengtehuan yang diajarkan gurunya.
Untuk mengetahui beberapa konsep dalam rangka memahami berbagai problem tentang kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab, akan penulis tuangkan beberapa teori yang dijadikan kerangka dalam menganalisis permasalahan yang terjadi di lapangan.
2. Bahasa Arab
Behasa Arab terdiri dari dua suku kata yaitu kata bahasa dan kata Arab. Bahasa ialah (1). “Sistem lambang bunyi berartikulasi yang dihasilkan alat-alat ucap yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang deipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. (2) perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, negara dan daerah). Sedangkan kata Arab ialah nama bangsa dan bahasa di Jazirah Arab dan Asia Tengah.

Dengan demikian bahasa Arab merupakan lambang bunyi sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran melalui perkataan-perkataan yang biasa dipakai oleh masyarakat di Jazirah Arab dan Asia Tengah. Atau dapat dijadikan alat komunikasi antar sesama bangsa sebagai bahasa internasional khususnya diwilayah Jazirah Arab, dan di Asia Tengah bahkan sebagian penjuru dunia telah menggunakan bahasa Arab.
Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Madrasah Tsanawiyah, bahasa Arab telah dijadikan satu mata pelajaran pokok atau program inti. Mata pelajaran Bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran dalam program inti yang mempelajari Arab fusha, yaitu bahasa yang dipakai sebagai alat komunikasi Bangsa Arab yang mendiami daerah luas dari Maroko sanpai Irak. Bahasa Arab disamping sebagai bahasa Al-Qur’an juga merupakan salah satu bahasa internasional yang menjadi bahasa resmi di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Dalam pengertian lain bahasa Arab juga dipakai dalam bahasa Al-Qur’an. Untuk itu bahasa Arab juga merupakan bahasa kitab suci Al-Qur’an. Sebagaimana seorang ahli mengatakan bahwa Bahasa Arab itu bahasa Qur’an, sebagai bahasa sholat, sebagai bahasa hadits, sebagai bahasa perekonomian Arab dan sebagai bilangan ahli pikir Arab.
Maka dari itu Bahasa Arab adalah suatu bahasa yang dijadikan alat komunikasi sesama manusia di suatu wilayah khususnya Jazirah Arab dan Asia Tengah juga dijadikan bahasa dalam kitab suci Al-Qur’an dan bahasa secara ritual agama Islam.
2. Pola Pengajaran Bahasa Arab
Dalam kamus Bahasa Indonesia pola mempunyai pengertian sistem, cara kerja, bentuk susunan yang tetap. Kemudian pola kurikulum ialah bentuk pengorganisasian program kegiatan ataupun program belajar yang hendak disajikan kepada murid oleh lembaga pendidikan tertentu.
Dengan demikian pola pembelajaran bahasa Arab merupakan bentuk pengorganisasian program belajar bidang studi bahasa Arab yang hendak disajikan kepada siswa dalam suatu lembaga pendidikan. Hal ini sering dengan petunjuk yang termuat dalam GBPP bidang studi bahasa Arab, yang termuat dalam pengertian bahasa Arab, fungsi babahasa Arab dan tujuan bahasa Arab khususnya di Madrasah Tsanawiyah.
Pelajaran Bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan berbahasa Arab, baik secara aktif maupun pasif, serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab, dalam hal ini bahasa Arab fusha. Pelajaran bahasa Arab di Madrasah berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan disamping sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu pelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah merupakan bagian mata pelajaran yang tidak terpisahkan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai suatu keseluruhan.
Pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah bertujuan agar siswa dapat menguasai serta aktif dan pasif perbendaharaan kata Arab fusha berjumlah 700 kata dan ungkapan dalam berbagai bentuk kata dan pola kalimat dasar yang diprogramkan sehingga dapat digunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai dasar memahami buku-buku agama Islam yang sederhana disamping Al-Qur’an dan hadits.
Dalam pengajaran bahasa Arab pola yang digunakan sesuai rambu-rambu dalam GBPP sebagian besar adalah:
a. Dalam setiap pokok bahasan meliputi empat sub pokok bahasan yaitu percakapan, mufradat dan struktur kalimat serta membaca dan menulis (insya muwajjah)
b. Sumber belajar meliputi teks book (buku pegangan utama), buku pelengkap dan penunjang, media pengajaran lain untuk menjelaskan makna kata-kata dan ungkapan
c. Evaluasi dilaksanakan melalui test lisan maupun tulisan, dapat berbentuk obyektif dan uraian.
3. Materi dan Metode Pembelajaran Bahasa Arab di MTs
Pengajaran bidang studi bahasa Arab di MTs tidak terlepas dari bahan pelajaran atau materi pokok bahasan. Materi pokok bahasan dalam pengajaran bahasa Arab di MTs sesuai dengan GBPP yang berlaku adalah meliputi:
a. Materi Percakapan
b. Materi Mufradat dan struktur kalimat
c. Materi bacaan
d. Materi isya’ Muwajjah
Sedangkan metode yang diterapkan dalam pengajaran sesuai dengan materi pokok bahasa di atas sebagai berikut:
a. Materi percakapan, menggunakan metode pengajaran :
Direct Method ( Metode langsung) yaitu kemahiran berbicara untuk mengganti, memperdalam serta mengotak atik grammar, keterampilan menulis, kemampuan membaca, kelancaran terjemahan, agar supaya pelajar, pemilik bahasa itu tidak seolah-olah seperti orang bisu yang hanya mampu menuangkan pikirannya dengan bahasa tulisan, tidak dengan bahasa lisan, ujaran.
b. Materi Mufradat dan struktur kalimat, menggunakan metode pengajaran :
Grammar-Translation Method (Meode Terjemah) metode tersebut mempunyai ciri, gramatika yang diajarkan ialah gramatika formil. Kosakata tergantung pada bacaan yang telah disajikan. Pelajaran terdiri dari hafalan kaidah-kaidah tata bahasa, penterjemahan kata-kata tanpa konteks, kemudian penterjemahan bacaan-bacaan pendek, penafsiran, latihan ucapan dan latihan menggunakan bahasa tidak diberikan. Jika diberikan hanya jatang-jarang saja.
c. Materi Bacaan, menggunakan metode :
Reading Method, yakni bertujuan mengajarkan dan melatih kemahiran membaca dalam bahasa asing. Materi pelajaran dibagi menjadi seksi-seksi pendek. Tiap seksi atau bagian ini didahului dengan daftar kata-kata yang maknanya akan diajarkan melalui konteks, terjemahan atau gambar-gambar. Setelah sampai pada kemampuan tertentu murid menguasai kosa kata, diajarkanlah bacaan tambahan dalam bentuk cerita singkat dengan tujuan penguasaan murid terhadap kosa kata menjadi lebih mantap.
d. Materi Insya’ Muwajjah, menggunakan metode:
Phonetic Methot. Kaedah metode ini pelajaran awal diberikan dengan latihan-latihan mendengarkan atau hear training, kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan bunyi terlebih dahulu, setelah itu kata-kata pendek, dan akhirnya kalimat yang lebih panjang. Kalimat-kalimat tersebut kemudian dirangkaikan menjadi percakapan dan cerita. Materi pelajaran ditulis dengan materi fenotik, bukan ejaan sebagaimana lazimnya. Gramatika diajarkan secara induktif, dan pelajaran mengarang terdiri dari reproduksi dari yang telah didengar dan dibaca.
4. Standarisasi Kemampuan Siswa dalam Mempelajari Bahasa Arab di MTs

Pelajaran bahasa Arab ini disajikan dalam empat materi pokok dalam setiap pokok bahasan sebagaimana diungkapkan di atas. Keempat materi itu antara lain adalah percakapan, mufradat dan struktur kalimat, bacaan dan insya’ muwajjah (menulis dan membuat kalimat). Empat materi pokok ini akan ada pada setiap pokok bahasan, dengan standar kemampuan yang bertingkat, sesuai dengan tingkatan kelas. Standar kemampuan siswa dalam setiap kelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1: Standar Kemampuan Siswa setiap kelas.


No Standar Kemampuan Siswa
Kelas I Kelas II Kelas III
1. Mampu melafalkan kalimat Arab dengan intonasi yang benar Mampu melafalkan kalimat Arab dengan intoneasi yang benar Mampu melafalkan kalimat Arab dengan intoneasi yang benar
2. Memahami makna kata - kata dan ungkapan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari Memahami makna kata-kata dan ungkapan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan akidah dan ibadah Memahami makna kata - kata dan ungkapan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan akidah serta ibadah
3. Mampu memahami susunan jumlah ismiyah dengan struktur kalikmat yang meliputi bentuk-bentuk mufrad dan isim zahir, isim isyarah, dhomir dam beberapa huruf jar / zharf makan. Mampu memahami kalimat dengan struktur kalimat yang meliputi kata benda (isim) mufrad dan jamak, fi’il mudhari, dan hurf, serta jabatan kata
dan Mampu memahami susunan jumlah fi’liyah dan ismiyah dengan struktur yang meliputi






4. Mampu
menggunakan kata-kata, ungkapan dan susunan kalimat yang diajarkan dalam percakapan sederhana. Mampu menggunakan kata-kata, ungkapan dan susunan kalimat tersebut dalam percakapan sederhana Mampu menggunakan kata-kata, ungkapan dan susunan kalimat tersebut dalam percakapan sederhana
5. Mampu membaca dan memahami makna wacana yang meliputi kata dan susunan kalimat yang diajarkan. Mampu membaca dan memahami makna wacana yang meliputi kata dan susunan kalimat tersebut Mampu membaca dan memahami makna wacana yang meliputi kata dan susunan kalimat tersebut
6. Siswa dapat menyusun kalimat Arab dalam isya muwajjah dengan kata-kata dan struktur kalimat yang diajarkan. Siswa dapat menyusun kalimat Arab dalam isya muwajjah dengan kata-kata dan struktur kalimat tersebut Siswa dapat menyusun kalimat Arab dalam isya muwajjah dengan kata-kata dan struktur kalimat tersebut



BAB II
PROSEDUR PENELITIAN

A. Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan ruang lingkup :
1. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif deskriptif, yaitu penelitian dengan melaporkan apa adanya yang terjadi di tempat penelitian, yakni kajian pada lembaga pendidikan Islam Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2. Dalam penelitian ini akan dipusatkan pada minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
3. Kemudian dalam penelitian ini akan dilihat dari kurangnya minat siswa dalam mengiukuti proses pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian yaitu subjek dari mana data dapat diperoleh baik berupa person (orang), Place (tempat), dan Paper (Simbol).
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini pada prinsipnya dapat dikategorikan dalam dua bentuk yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti dari sumbernya tanpa adanya perantara, sumber yang dimaksud dapat berupa benda, situs atau manusia.
Data Primer adalah data pokok yang diperoleh langsung dari responden dan informan oleh peneliti tanpa melalui perantara yang berkenaan dengan :
1) Pelaksanaan proses pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
2) Minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
3) Upaya dalam mengatasi kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari sumbernya. Data sekunder biasanya diambil melalui dokumen-dokumen.
Data sekunder adalah data penunjang dalam penelitian ini baik yang diperoleh melalui dokumentasi maupun literatur-literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini yang berkenaan dengan :
1). Historis dan Geografis
2). Keadaan guru dan siswa
3). Keadaan Sarana dan Prasarana
4). Struktur Organisasi Madrasah
2. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana data tersebut dapat diperoleh. Apabila penelitian menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya maka sumber data tersebut disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti baik tertulis maupun lisan.
Sumber data dalam penelitian ini meliputi orang dan materi. Orang yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini meliputi Kepala Sekolah, Guru Bidang Studi Bahasa Arab, Tata Usaha, dan beberapa siswa yang telah di tentukan sebagai sampel penelitian yang kesemuanya itu adalah dalam lingkungan Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Sedangkan sumber data melalui materi dalam penelitian ini meliputi brasur-brosur, dokumentasi, literatur-literatur yang diambil dari beberapa teori yang bisa dijadikan landasan berpikir dalam penyusunan skripsi ini.

C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya diduga.
Sedangkan populasi berjumlah 245 orang, terdiri dari Kepala Sekolah, TU dan karyawan berjumlah 3 orang, pegawai perpustakaan berjumlah 1 orang, guru Bahasa Arab 4 orang dan siswa kelas I, II dan III berjumlah 238 orang
2. Sampel
Dari jumlah populasi di atas maka dapat ditetapkan sebagai sampel yaitu sebanyak 10% dari jumlah populasi yaitu berjumlah 25 orang, yang terdiri dari siswa kelas I sampai dengan kelas III, Guru, Kepala Sekolah, Orang tua murid, Tata Usaha, Staf dan penjaga sekolah.
Adapun teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik “Purpossive Sampling”. Sampel diambil dengan menggunakan persyaratan dan kriteria tertentu oleh peneliti yang harus dipenuhi sebagai sampel. , Bahwa sampel diambil dengan menggunakan persyaratan dan kriteria tertentu oleh peneliti yang harus dipenuhi sebagai sampel. Jadi dasar pertibangan ditentukan tersendiri oleh peneliti.
Dengan teknik ini peneliti harus : a) Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang populasinya, 2) tepat dan menentukan persyaratan, 3) menguasai benar-benar tori penelitian dengan segala permaslahannya.

D. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penulisan skripsi ini digunakan langkah-langkah yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap sesuatu yang dilakukan dengan sangat hati-hati. Dalam pengertian ini observasi biasa dilakukan
sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.
Metode ini ditujukan kepada guru Bahasa Arab yang melaksanakan proses belajar mengajar kepada siswa dengan melihat reaksinya saat menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru tersebut.
2. Wawancara
Wawancara adalah cara mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada responden.
Metode ini ditujukan kepada kepala sekolah, kepala Tata Usaha, majelis guru bidang studi Bahasa Arab dan kepada siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang erat kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu antara lain :
a. Pelaksanaan pengaturan program belajar.
b. Dokumentasi yang meliputi jumlah siswa dan guru, struktur dan fasilitas yang dimiliki
c. Pemecahan masalah yang dialami dalam pembelajaran.
d. Keadaan gambaran Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang .
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan. Sedangkan data tersebut telah terdokumenter oleh Madrasah Tsanawiyah tersebut.
Untuk itu metode ini digunakan untuk memperoleh data melalui tata usaha MTs. Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang, sedangkan data yang diperlukan meliputi :
a. Sejarah berdirinya dan letak geografis Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang.
b. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah
c. Keadaan pasilitas yang dimiliki oleh Madrasah tersebut
d. Keadaan siswa, karyawan dan guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah tersebut.
e. Nilai bidang studi Bahasa Arab siswa.
E. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah pengkajian yang mendalam menurut kemampuan penulis kemudian diperiksa terhadap arti yang terkandung didalamnya. Adapun jenis analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis Domain
Analisa domain biasanya dilakuikan untuk mendapatkan gambaran / pengertian yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang apa yang tercakup di suatu fokus / pokok permasalahan yang tengah diteliti.
Melalui analisis data ini penulis mulai menganalisis data dari kaidah-kaidah, fakta-fakta yang bersifat umum dan relatif menyeluruh tentang permasalahan yang diteliti.
2. Analisis Taksonomi
Analisis taksonomi yaitu analisa yang lebih rinci atau lebih mendalam.
Hasil analisis domain yang sifatnya umum maka perlu menelaah lebih rinci. Hal ini dapat digunakan analisis taksonomi yang bertolak dari hasil domain sebagai sandaran penelitian yang lebih rinci dan mendalam pada analisis ini. Fokus penelitian ditetapkan terbatas pada domain tertentu yang menganalisa catatan semula penelitian.

3. Analisis Komponensial
Analisis komponensial yang diorganisasikan bukanlah kesamaan elemen dalam domain melainkan kontras antara elemen dalam domain yang diperoleh melalui observasi dan wawancara terseleksi.
Kalau pada analisis taksonomi yang ditujukan ialah struktur internal masing-masing domain dengan mengorganisasikan atau menghimpun elemen-elemen yang berkesamaan di suatu domain, tetapi analisis komponensial terdapat kontras antara elemen dalam domain yang diperoleh melalui observasi dan wawancara terseleksi.
4. Analisis Tema Kultural (Dicovering Cultural Themes)
Penelitian kualitatif yang analisisnya bergerak dari analisis domain hingga analisis tema budaya selanjutnya disebutkan analisis tema bentuknya akan menyerupai “cerobong asap” di permukaannya lebar ditengahnya sempit dan di puncaknya lebar lagi, dengan demikian analisis tema atau discovering cultural themes sesungguhnya merupakan upaya mencari benang merah yang menginteraksikan lintas domain yang ada.
Melalui penggunaan tema kultural ini penulis mencari data atau menganalisis data sesempurna mungkin sehingga menjadi data yang baik dari semua data yang ada.

F. Trianggulasi
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfatkan sesuatu yang lain di luar data itu keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan data itu. Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
Hal itu dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dilakukan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan orang secara pribadi.
3. Membandingka apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi pendidikan dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4. Membandingkan perspektif orang biasa dengan yang berpendidikan
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkantor.













BAB III
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN


A. Historis dan Geografis

1. Historis.

Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat, didirikan pada 1980 Proses pendirian Sekolah tersebut diawali dengan musyawarah warga desa yang dilakukan dirumah salah seorang pegawai syara’ pada waktu itu, tepatnya pada tanggal 21 April 1980. Musyawarah ini dihadiri oleh para pemuka agama, para tokoh masyarakat, cendikiawan, calon tenaga pengajar, para unsur pimpinan Senyerang.
Beberapa keputusan yang dapat diambil dalam musyawarah tersebut diantaranya adalah menyepakati tentang pendirian MTs di Senyerang, membentuk panitia pembangunan MTs tersebut, menetapkan iuran per kepala keluarga, menetapkan hari-hari untuk gotong royong mengerjakan pembangunan.
Adapun tujuan dari pendirian Madrasah ini adalah sebagai wadah dan menampung anak-anak yang telah tamat Sekolah Dasar maupun Madrasah Ibtidaiyah,sesuai program pemerintah pemerintah dalam rangka menyongsong program wajib belajar sembilan tahun. Disamping itu pendirian MTs ini juga bertujuan untuk membekali anak didik memiliki ilmu pengetahuan agama yang kuat.
Berkat kerjasama yang baik antara warga masyarakat dan panitia pembangunan pada saat itu akhirnya tidak terlalu lama pendirian MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini dapat terwujud.
MTs Far’ussa’adah ArabiyahSenyerang Kecamatan Senyerang kemudian dibangun diatas tanah berukuran 50 x 100 meter yang diperoleh dari wakaf seorang warga yang bernama Rafi’I, beliau adalah salah seorang pemuka agama, dan tanah tersebut saat ini telah bersertifikat atas nama MTs Far’ussa’adah Arabiyah tersebut.
Pelaksanaan proses belajar mengajar di MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kecamatan Senyerang Kabupaten Sarolangun Senyerang selanjutnya dapat terealisasi pada tanggal 15 Juli 1980. Keadaan murid baru kelas I berkisar antara 20 sampai 25 orang. Hal ini menunjukkan bahwa minat melanjutkan ke MTs bagi anak yang telah menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar dan MI cukup bagus.

2. Geografis

Pada sisi geografis letak MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kecamatan Senyerang cukup strategis, disamping lokasinya yang berada di tengah-tengah kota, MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang ini juga terletak di jalan poros kota yang dengan mudah dapat dijangkau.
Sebagaimana layaknya sebuah lembaga pendidikan untuk tahap awal perjalanan proses belajar mengajar masih banyak mengalami kekurangan, kesulitan-kesulitan serta hambatan-hambatan, baik sarana maupun prasarana yang berkaitan dengan penyelenggaraan proses belajar mengajar. Walaupun demikian, para tenaga pengajar tetap bersemangat untuk melangsungkan proses belajar-mengajar di MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kecamatan Senyerang ini.

B. Keadaan Sarana dan Prasarana
1. Sarana
Untuk menunjang proses belajar mengajar, MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini telah memiliki sarana/gedung dengan status milik sendiri yang berdiri diatas tanah seluas 50 x 100 meter.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kecamatan Senyerang sudah dikatakan cukup memamadai walaupun masih ada kekurangan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :







Tabel. 2 : Keadaan Sarana Pendidikan MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Tahun Pembelajaran 2009.

NO JENIS SARANA JUMLAH KONSTRUKSI KET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14 Ruang Kepala
Ruang Ka. TU
Ruang Bendaharan
Ruang Staf
Ruanjg Guru
Ruang belajar
Ruang Perpustakaan
Musholla
Ruang UKS
Kantin
WC
Lap. Tenis Meja
Lap. Bola Volly
Lap. Bulu Tangkis 1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
3 Lokal
1 buah
1 Buah
1 Ruang
1 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
1 Buah Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Semi Permanen
Permanen
Permanen
Permanen
Permanen Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Tabel di atas jelaslah bahwa MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kecamatan Senyerang sudah memiliki sarana yang cukup memadai, namun proses pembelajaran tetap berlangsung seadanya dengan tidak mengurangi jumlah pelajaran yang telah ditetapkan dalam kurukulum.
2. Prasarana
Masalah prasarana juga merupakan hal yansangat penting untuk menunjang proses pembelajaran, untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kecamatan Senyerang dapat dilihat pada table berikut :
Tabel. 3 : Keadaan Prasarana MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Tahun Pembelajaran 2009.

NO JENIS ALAT JUMLAH KET
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18 Meja Siswa
Bangku Siswa
Meja Guru
Meja Tamu
Papan Tulis
Rak Buku
Lemari (Arsip)
Mesin Tik
Komputer
Buku Pegangan Guru
Jam Dinding
Buku Perpustakaan
Rebana
Perlengkapan Tenis Meja
Perlengkapan Bulu Tangkis
Perlengkapan Bola Volly
Mikrophone dan Toa
Perlengkapan Tari 57 Buah
100 Buah
20 Buah
2 Set Buah
4 Buah
8 Buah
3 Buah
1 Buah
1 Buah
50 Buah
16 Buah
350 Eksemplar
1 Set
1 Buah
1 Set
1 Set
1 Set
1 Set Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTs Senyerang ini tergolong lengkap untuk ukuran sekolah Negeri yang terletak di ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Fasilitas penunjang seperti buku-buku pelajaran dan buku-buku bacaan lainnya juga cukup memadahi, karena hampir setiap tahunnya Sekolah ini menerima bantuan buku-buku dari pemerintah. baik melalui Departemen Agama, maupun Departemen Pendidikan Nasional.

C. Keadaan Guru dan Siswa MTs Senyerang
1. Keadaan Guru
Guru termasuk salah satu unsur yang menyebabkan terjadinya proses belajar mengajar dengan baik, disamping itu pula guru berperan aktif dalam rangka bagaimana anak didiknya mampu mencapai tujuan dari proses belajar mengajar itu sendiri. Di samping itu pula guru berkewajiban memberikan arahan atau bantuan terhadap anak didiknya dalam rangka membimbing mereka menuju kedewasaan berfikir dan berprilaku yang sesuai dengan falsafah dan cita-cita bangsa Indonesia, sesuai dengan ajaran agama Islam.
Di samping guru sebagai figur sentral atau merupakan suri tauladan bagi anak didiknya dalam kehidupan sehari-hari yang juga sebagai peletah fundamental bagi kehidupan anak untuk masa yang akan datang. Selain itu guru juga merupakan teladan bagi masyarakat lingkungan terutama bagi orang tua para murid yang senantiasa berpedoman kepada guru para anaknya yang notabenenya adalah para ilmuan di lingkungan dimana mereka berdomisili.
Melihat tugas dan tanggung jawab seorang guru terhadap muridnya yang begitu besar, terutama dari segi berhasil atau tidaknya tujuan belajar yang tergantung pada para guru. Oleh karena itu seorang guru harus profesional terhadap tugas yang didukung oleh latar belakang pendidikannya. Pendidikan yang lebih menunjang terhadap keberhasilan pendidikan adalah para guru yang mempunyai latar belakang pendidikan pada ilmu kependidikan atau minimal tamatan D III atau S-1 Pendidikan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tebel berikut ini.















Tabel 4 : Keadaan Guru MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Tahun Pembelajaran 2009.

No Nama Jabatan Pendidikan Ket
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
14
15
16
17
18
19
20
Drs. Darmawi, M.Pd
Drs. Azrul, S.Ag
M. Rusdi Rahim, BA
Drs. Ridwan
Salmah, A.Md
Repelitas, S.Pd
Rosmaniati, A.Md
Murti Aryati, S.Pd
Drs. Joni
Dra. Gusti Rahayu
Suhati, S.Pd
Iftitah, S.Ag
Asni, A.md
Fahmi, S.Pd
Yurlita, S.PdI
Afni Musra, S.Ag
Khustian, S.Pd
Yusran, S.Pd
Suhartarto, S.Pd
Hidayatul Fadliyah, S.Pd
Kepala Sekolah
Wk Kurikulum
Wk Humas
Wk. Kesiswaan
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru
Guru


Para tenaga pengajar tersebut terbagi menjadi guru bidang studi yang ada di MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang. Sedangkan pembagiannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:






Tabel 5 : Guru Bidang Studi MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Tahun 2009.

No Nama Bidang Studi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30 Drs. Darmawi, M.Pd
Drs. Azrul, S.Ag
M. Rusdi Rahim, BA
Drs. Ridwan
Salmah, A.Md
Repelitas, S.Pd
Rosmaniati, A.Md
Murti Aryati, S.Pd
Drs. Joni
Dra. Gusti Rahayu
Suhati, S.Pd
Iftitah, S.Ag
Asni, A.md
Fahmi, S.Pd
Yurlita, S.PdI
Afni Musra, S.Ag
Khustian, S.Pd
Yusran, S.Pd
Suhartarto, S.Pd
Hidayatul Fadliyah, S.Pd
Baidawi, S.Ag
Yuhani, S.Ag
Suparmin, S.Pd
Erma Sofyanti, S.Ag
Ismail
Muksim, S.Hi
Sunarti, A.md
Silvia Magdalena, S.PdI
Sri Hafazoh, S.Pd
Igus Susanti, S.Hi
Bimbingan dan Penyuluhan
Aqidah Akhlak-Sains Fisika
Bimbingan dan Penylujan
Bahasa Arab
Fiqh
Matematika
Bahasa Inggris
Matematika
KTK
Sains Fisika
Ekonomi
Bahasa Arab-Qur’an Hadits
Sains Biologi
Geografi-Ekonomi
SKI-Kewarganegaraan-Q. Hadits
Pendidikan Seni I-Q. Hadits
Bahasa Inggris
Penjaskes
Bahasa Indonesia
Biologi-geografi-Kewarganegaraan
Fiqh-Sejarah-Aqidah Akhlak
Kewarganegaraan-PPKn
Bahasa Inggris-Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia-SKI
Mulok
Sejara-SKI -Bahasa Indonesia
Matematika
Sains Fisika-Kesenian
Bahasa Indonesia
Aqidah Akhlak


Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah tenaga pengajar yang ada pada Madrasah Tsanawiyah Raudatut Tholibin berjumlah 30 orang dan latar belakang pendidikannya masih banyak yang belum mendukung tugas dan profesi guru. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang masih kekurangan guru yang profesional.
2. Keadaan Siswa
Siswa yang belajar pada MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang adalah anak-anak yang berasal dari berbagai daerah dalam dan luar kabuapten Tanjung Jabung Barat. Jumlah keseluruhan dari Kelas I sampai dengan Kelas III berjumlah 410 siswa dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 6 : Keadaan Siswa MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Tahun 2009.


No.
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. I 68 71 139
2. II 67 70 137
3. III 67 67 134
Jumlah 202 208 410

Jumlah siswa MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang di atas menunjukkan bahwa minat orang tua/ wali untuk menyekolahkan anaknya di MTs tergolong tinggi. Hal ini diiringi harapan agar anaknya dapat dibekali dengan pengetahuan bidang agama yang lebih baik lagi, sehingga mereka bergairah untuk memasukkan anaknya untuk belajar di MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang.
Dari jumlah anak yang belajar di MTs Far’ussa’adah Arabiyah tersebut sebagian besar adalah lulusan dari Sekolah Dasar, sedangkan yang lulusan dari Madrasah Ibtidaiyah relatif kecil.

D. Struktur Organisasi MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang
Suatu lembaga pendidikan tentunya harus mempunyai komposisi kepengurusan yang tertuang dalam struktur organisasi, begitu pula halnya dengan MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kecamatan Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Struktur organisasinya adalah sebagai berikut: Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, komite Sekolah dan para wali kelas. Dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, kepala sekolah senantiasa berkoordinasi dan dibantu oleh para wakil dan perangkat lainnya sehingga organisasi dapat berjalan dengan baik.
Secara rinci tugas kepala sekolah dan para wakil kepala sekolah serta para majelis guru dalam membantu tugas Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :
1. Tugas Kepala Sekolah diantaranya :
a. Mengatur administrasi Kantor
b. Mengatur dan membina hubungan dengan instansi vertikal (atasan)
c. Mengatur hubungan dengan masyarakat
d. Mengatur dan memperhatikan semua tugas dan tanggung jawab stafnya.
2. Tugas Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum
a. Memperhatikan persiapan mengajar para pengajar (guru)
b. Memperhatikan dan mempersiapkan buku-buku yang berkenaan dengan proses belajar mengajar
c. Bertanggungjawab terhadap program pelajaran dan evaluasi belajar mengajar.
3. Wakil Kepala Bidang Kesiswaan
a. Memperhatikan kerajinan siswa dalam mengikuti program belajar mengajar.
b. Memperhatikan kedisiplinan siswa meliputi, waktu masuk dan pulang dan disiplin tentang pakaian.
c. Membuat peraturan tentang tata tertib sekolah.
4. Bendahara mengatur tentang administrasi keuangan sekolah dan bertanggungjawab terhadap penggunaan uang sekolah.
5. Para wali kelas bertugas mengatur kelasnya masing-masing yang berkenaan dengan keadaan kelas tersebut.
















STRUKTUR ORGANISASI
MTS FAR’USSA’ADAH ARABIYAH SENYERANG.


































BAB IV
MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB

A. Pelaksanaan Proses Pembelajaran Bahasa Arab
Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah termasuk salah satu jenjang pendidikan formal setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) yang berciri khas Agama Islam. Mata pelajaran yang di sajikan pada jenjang pendidikan ini selain mata Pelajaran umum seperti pada SLTP, juga disampaikan mata pelajaran keagamaan. Salah satunya adalah pelajaran Bahasa Arab.
Sesuai dengan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Madrasah Tsanawiyah pada lampiran II Keputusan Menteri Agama RI Nomor 372 tahun 1993 tanggal 22 Desember 1993, Pelajaran Bahasa Arab adalah merupakan salah satu pelajaran pokok yang harus diajarkan di MTs.
Selain itu Pelajaran Bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah Tsanawiyah juga berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan disamping sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu pelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah merupakan bagian mata pelajaran yang tak terpisahkan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai suatu keseluruhan. Berikut hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah yaitu bapak Darmawi.
Pelajaran Bahasa Arab ini menjadi sangat penting untuk sekolah-sekolah formal yang berciri khas keagamaan (Agama Islam). Karena disamping sebagai proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan Bahasa Arab dalam hal ini adalah Bahasa Arab fusha, kemampuan Berbahasa Arab juga akan menunjang siswa dalam rangka memahami sumber ajaran Agama Islam, seperti Alqur’an dan Hadits, serta kitab-kitab lain yang menggunakan Bahasa Arab dalam penyajiannya.

Agar proses belajar mengajar dapat terarah, sesuai dengan tujuan pembelajaran Bahasa Arab sesuai dengan kurikulum yang berlaku maka harus ada Garis Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) yang sesuai dengan standar nasional.
Di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kecamatan Senyerang kabupaten Tanjung Jabung Barat, pembelajaran Bahasa Arab telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada pada kurikulum Pendidikan Dasar berciri khas Agama Islam, yaitu GBPP Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran Bahasa Arab, sebagaimana hasil wawancara penulis dengan guru bahasa Arab, beliau menuturkan,
Dimana dalam Pelajaran Bahasa Arab ini disajikan dalam empat materi pokok dalam setiap pokok bahasan. Keempat materi itu antara lain adalah percakapan, Mufradat dan Struktur Kalimat, Bacaan dan Insya’ Muwajjah (menulis dan membuat kalimat). Empat materi pokok ini akan ada pada setiap pokok bahasan, dengan standar kemampuan yang bertingkat, sesuai dengan tingkatan kelas.

Sedangkan metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran disesuaikan dengan materi dan pokok bahasan.
a. Materi percakapan
Materi ini menggunakan metode pengajaran Direct Metho (metode langusng), yaitu kemahiran berbicara untuk mengganti, memperdalam Qawaid, keterampilan menulis, kemampuan membaca, kelancaran terjemahan, agar supaya pelajar, pemilik bahasa itu tidak seolah-olah seperti orang bisu yang hanya mampu menuangkan pikirannya dengan bahasa tulisan akan tetapi mampu menuangkan dengan bahasa lisan.
b. Materi Mufradat dan struktur kalimat
Materi ini menggunakan metode pengajaran Grammar – Translation Methot, ( Penterjemahan ), Pelajaran terdiri dari hafalan kaidah-kaidah tata bahasa, penterjemahan kata-kata tanpa konteks, kemudian penterjemahan bacaan-bacaan pendek, penafsiran, latihan ucapan dan latihan menggunakan bahasa tidak diberikan. Jika diberikan hanya kadang-kadang saja.
c. Materi Bacaan
Materi ini menggunakan metode pengajaran Reading Method, yakni bertujuan mengajarkan dan melatih kemahiran membaca dalam bahasa asing. Materi pelajaran dibagi menjadi seksi-seksi pendek. Tiap seksi atau bagian ini didahului dengan daftar kata-kata yang maknanya akan diajarkan melalui konteks, terjemahan atau gambar-gambar. Setelah sampai pada kemampuan tertentu murid menguasai kosa kata, diajarkanlah bacaan tambahan dalam bentuk cerita singkat dengan tujuan penguasaan murid terhadap kosa kata menjadi lebih mantap.
d. Materi Insya’ Muwajjah
Materi ini menggunakan metode pengajaran Phonetic Method. Kaedah metode ini pelajaran awal diberikan dengan latihan-latihan mendengarkan atau hear training, kemudian diikuti dengan latihan-latihan mengucapkan bunyi terlebih dahulu, setelah itu kata-kata pendek, dan akhirnya kalimat yang lebih panjang. Kalimat-kalimat tersebut kemudian dirangkaikan menjadi percakapan dan cerita. Materi pelajaran ditulis dengan materi fenotik, bukan ejaan sebagaimana lazimnya. Gramatika diajarkan secara induktif, dan pelajaran mengarang terdiri dari reproduksi dari yang telah didengar dan dibaca.

Adapun lama tatap muka yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini juga disesuaikan dengan kekentuan dalam kurikulum pelajaran Bahasa Arab, sebagaimana hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi.
“Kelas I semster I berjumlah 50 jam, semester II 52 jam, kelas II semster I berjumlah 50 jam, semester II 52 jam, kelas III semester I 48 jam, semster II berjumlah 93 jam. Sedangkan jam pelajaran setiap minggu waktu tersedia 3 jam pelajaran untuk kelas I dan II, dan 2 jam pelajaran untuk kelas III. Setiap 1 jam 40 menit”.

Hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa proses pembelajaran bahasa Arab masih mengikuti rambu-rambu yang telah ditetapkan dalam kurikulum, namun hal ini terkadang ditemukan beberapa kekurangan.

B. Minat Siswa dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Keberhasilan proses belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan akan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal. Antara lain adalah sarana dan prasarana penunjang, tenaga pendidik (guru), metode pengajaran, waktu yang memadahi serta potensi siswa dalam mengikuti suatu pelajaran.
Berkaitan dengan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Arab, penulis akan membahas satu permasalahan saja yaitu masalah potensi siswa. Karena dalam pelajaran Bahasa Arab, kemampuan peserta didik ini menempati posisi yang paling penting. Sebelum memahami dan mengerti tentang bahasa Arab yang merupakan bahasa Asing, maka syarat mutlak yang aharus dipenuhi oleh siswa adalah kemampuan membaca huruf Arab. Hal ini karena dalam penyajian pelajaran Bahasa Arab ini disampaikan dengan tulisan (aksara) Arab. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah.
Yang cukup menjadi masalah (problematika) tentang minat siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat ini antara lain adalah:
1. Sarana dan Prasarana yang kurang menunjang
2. Tenaga pendidik (guru) belum mempunyai standar kualitas yang optimal
3. Metode pengajaran yang kurang bervariasi
4. Waktu yang kurang memadai karena Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
5. Potensi siswa dalam mengikuti suatu pelajaran Bahasa Arab terutama kemampuan membaca aksara Arab, karena sebagain besar siswa berasal dari SD dimana mereka banyak yang belum mampu dengan baik baca tulis huruf Arab, sehingga hal ini menjadi kendala guru dalam menyampaikan pelajaran.

Dari sekian banyak problematika di atas yanga dapat mempengaruhi minat siswa yaitu adalah potensi siswa. Potensi siswa ini menjadi persoalan yang paling serius antara yang lain, karena sangat erat kaitannya dengan materi pelajaran Bahasa Arab yang akan diajarkan. Bagi siswa yang telah mampu membaca huruf Arab, maka pelajaran Bahasa Arab ini akan dapat diterima dengan baik dalam penyampaiannya. Tetapi bagi yang tingkat kemampuan dalam membaca huruf Arab kurang, atau tidak mampu sama sekali maka akan menjadi kendala tersendiri dalam penerimaan pelajaran tersebut. Berikut hasil wawancara penulis dengan guru bahasa Arab Yaitu Ibu Iftitah :
Seperti telah diketahui bahwa Madrasah Tsanawiyah Roudatut Thalibin, desa Meranti Baru Kecamatan Mandiangin Kabupaten Sarolangun, merupakan lembaga pendidikan dasar bercirikan Islam yang setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Siswa yang belajar di madrasah tersebut semuanya berasal dari lulusan Sekolah Dasar. Sedangkan latar belakang motovasi dari siswa tersebut sangat bervariasi. Ada siswa yang memang dari semula berniat untuk belajar di MTs Tersebut, tetapi ada juga siswa yang karena tidak diterima di SLTP Negeri, akhirnya masuk dan belajar di Madrasah Tsanawiyah Raudatut Thalibin ini. Latar belakan pendidikan siswa dan latar belakang motivasi inilah yang menyebabkan beragam pula kemampuan dasar dalam membaca huruf Arab. Siswa yang memang sudah berniat belajar di MTs ini umumnya memiliki kelancaran dalam membaca huruf arab, walaupun ada juga yang kurang lancar. Tetapi siswa yang masuk kerena tidak diterima di sekolah negeri, umumnya kemampuan membaca huruf arab masih lemah. Jumlah ini ternyata lebih dari separo jika _isbanding dengan yang lancar.

Berdasarkan hasil observasi penulis dengan tes yang dilakukan oleh pihak guru kepada Siswa kelas I, II dan III MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang, terhadap kemampuannya dalam membaca huruf Arab dapat dilihat pada tabel berikut :









Tabel 6 : Daftar Kemampuan Siswa Membaca Huruf Arab.
No. Nama Siswa Baik Sedang Kurang
1. Arif Fermadi *
2. Afid Junaidi *
3. A.Riyanto *
4. Atika Sari *
5. Deni Sri Wahyuni *
6. Depi *
7. Hendra Basuki *
8. Hotmasari *
9. Jumiardi *
10. Lia Yusnita Dewi *
11. Lagi Asri *
12. Mila Rahmawati *
13. Mariati *
14. MTSwanto *
15. Mirayanti *
16. Nur Yuni Aisyah *
17. Nur Wahid *
18. Nur Baiti *
19. Plasma Dewi *
20. Rasmini *
21. Ro’yah *
22. Siti Sholihah *
23. Situyem *
24. Supriyanto *
25. Supriadi *
26. Tina Indriani *
27. Witantri Lestari *
Jumlah 11 4 15

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagain besar siswa masih kurang kemampuannya dalam membaca huruf Arab, hal ini merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi minat dalam proses pembelajaran Bahasa Arab.
Dengan adanya sebagian siswa yang kemampuan membaca huruf Arabnya kurang maka pengajaran bahasa Arab walaupun telah sesuai dengan GBPP dan kurikulum tetapi hasilnya belum dapat memenuhi target. Hal ini terutama terjadi pada awal-awal mengikuti Pelajaran Bahasa Arab atau diawal mereka masuk di MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang ini. Sulitnya mereka menerima pelajaran Bahasa Arab karena ketidak mampu membaca huruf Arab ini akan sangat berpengaruh dengan prestasi hasil belajar (nilai) terutama mata pelajaran Bahasa Arab. Hasil nilai yang dicapai oleh siswa kelas satu antara yang dapat membaca huruf Arab dengan yang tidak untuk mata pelajaran Bahasa Arab sangat mencolok sekali perbedaannya. Umumnya untuk memperoleh nilai cukup (6 keatas) bagi mereka sangat sulit.
Berdasarkan hasil wawancara di atas ternyata kurangnya nilai siswa dari kategori cukup sangat dipengaruhi oleh kurang mampunya siswa membaca huruf Arab. Hanya beberapa orang siswa saja yang kemampuan membacanya baik. Hal ini dapat dipahami bahwa minat siswa dalam engikuti proses pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat dipengaruhi oleh kemampuan siswa dalam membaca huruf Arab.

C. Upaya Mengatasi Kurangnya Minat Siswa Mengikuti Proses Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat ternyata kemampuan siswa membaca huruf Arab menjadi persoalan tersendiri. Penyampaian pelajaran ini tidak dapat secara maksimal diterima oleh siswa karena adanya kurangnya minat siswa. Untuk mengatasi kurangnya minat siswa di atas maka harus ada upaya-upaya yang dilakukan oleh pihak Sekolah dalam hal ini Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat agar kurangnya minat tersebut dapat di atasi.
Upaya yang dilakukan juga harus efektif dan efisien mengingat minat belajar ini adalah sesuatu yang mendesak. Artinya sedapat mungkin siswa kelas 1 MTs sudah harus dapat membaca huruf Arab, karena mereka sudah harus mengikuti pelajaran Bahasa Arab yang kemampuan membaca huruf Arab ini menjadi syarat yang mutlak. Berikut hasil wawancara penulis dengan kepala sekolah.
Upaya yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam mengatasi kurangnya minat tersebut adalah dengan mewajibkan siswa yang belum dapat membaca huruf Arab untuk belajar membaca Huruf Arab dengan program Iqro’. Program Iqro’ adalah metode atau cara cepat untuk dapat membaca Huruf Arab. Sebelum mengikuti program Iqro’, bagi seluruh siswa kelas 1 yang baru masuk akan dilakukan test terhadap kemampuan membaca huruf Arab. Hal ini dilakukan agar pihak sekolah dapat membedakan atau mengklasifikasikan antara siswa yang telah mempunyai kemampuan membaca huruf Arab dengan siswa yang belum. Dari hasil tes ini maka dapat di ketahui berapa orang siswa yang harus mengikuti program Iqro’ dan berapa orang siswa yang tidak perlu. Dan pelaksanaannya dilakukan di luar jam pelajaran sekolah. Hal ini agar tidak mempengaruhi proses belajar mengajar secara formal di dalam jam sekolah.

Program Iqro’ ini dilaksanakan oleh lembaga pendidikan oleh Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pendidikan ini diselenggarakan pada sore hari yaitu setelah sholat Ashar. Pendidikan ini adalah pendidikan non formal yang dalam pelaksanaannya khusus mempelajari masalah agama mulai dari tingkat dasar seperti membaca Huruf Arab sampai jenjang selanjutnya.
Seluruh siswa yang belum mampu membaca huruf Arab diwajibkan untuk mengikuti pendidikan ini dengan program Iqro’ sampai siswa tersebut dapat membaca huruf Arab. Dengan demikian maka masalah ketidak mampuan siswa membaca huruf Arab yang menjadi kurangnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Bahasa Arab ini dapat di minimalisir.
Selain itu bagi siswa yang kemampuan membaca huruf Arabnya mesih kurang dalam penyampaian pelajaran dikelas juga diberikan perhatian khusus oleh guru bidang studi. Terutama berkaitan dengan cara membaca dan huruf-huruf hijaiyah.
Bertitik tolak dari upaya yang telah dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat dalam rangka mengatasi kurangnya minat siswa mengikuti proses pembelajaran bahasa Arab, yaitu kurang maksimalnya siswa dalam menerima pelajaran bahasa Arab karena kemampuan membaca huruf Arab yang masih kurang, maka upaya ini ternyata dapat memberikan hasil yang cukup berarti dalam mengatasi problematika tersebut.
Meskipun tidak secara langsung dapat dengan cepat di atasi, namun hasil dari upaya ini telah menunjukkan proses penyelesaian kueangnya minat tersebut tersebut yang mengarah pada upaya penyelesaian yang dapat menunjukkan indikasi dari keberhasilan upaya penyelesaian problematika pembelajaran Bahasa Arab dengan menggunakan program Iqro’ ini adalah hasil prestasi siswa yang dicapai pada semester berikutnya (Semester II) terutama pada nilai mata pelajaran Bahasa Arab itu sendiri. Setelah selama satu Semester siswa yang belum dapat membaca huruf Arab ini mengikuti Program Iqro’ ternyata perolehan nilai pada Semester berikutnya telah mengalami peningkatan.
Untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dalam upaya mengatasi kurangya minat siswa dalam mengokuti proses pembelajaran Bahasa Arab ini dapat dilihat pada hasil prestasi nilai siswa Semester II bidang studi bahasa Arab. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:





Tabel 7: Daftar Nilai Bahasa Arab siswa MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Tahun 2009.

No. Nama Siswa Nilai Smt. II Kategori
Baik Sedang
1
2. Afid Junaidi 7 *
3. A.Riyanto 5 *
4. Atika Sari 6 *
5. Deni Sri Wahyuni 5 *
6. Depi 6 *
7. Hendra Basuki 7 *
8. Hotmasari 6 *
9. Jumiardi 5 *
10. Lia Yusnita Dewi 6 *
11. Lagi Asri 5 *
12. Mila Rahmawati 6 *
13. Mariati 5 *
14. MTSwanto 5 *
15. Mirayanti 5 *
16. Nur Yuni Aisyah 8 *
17. Nur Wahid 7 *
18. Nur Baiti 6 *
19. Plasma Dewi 6 *
20. Rasmini 8 *
21. Ro’yah 7 *
22. Siti Sholihah 8 *
23. Situyem 8 *
24. Supriyanto 5 *
25. Supriadi 5 *
26. Tina Indriani 8 *
27. Zainal Arifien 6 *
Jumlah 20 10

Berdasarkan data pada tabel d iatas serta hasil perhitungan maka dalam waktu satu semester dengan adanya program Iqro’ bagi siswa yang belum dapat membaca huruf Arab untuk mengatasi kurangnya minat siswa mengikuti proses pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyah Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat, ternyata didapatkan hasil yang cukup baik, dimana yang semula siswa kelas 1 yang memperoleh nilai kurang dalam pelajaran Bahasa Arab, maka sekarang sudah beloh dikatakan baik serta sedikit demi sedikit dapat memenuhi target pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diiginkan.

















BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dan uraian yang telah disebutkan pada bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat, proses pembelajaran Bahasa Arab telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada pada kurikulum Pendidikan Dasar berciri khas Agama Islam, yaitu GBPP Madrasah Tsanawiyah Mata Pelajaran Bahasa Arab.
2. Minat siswa dalam proses pembelajaran bahasa Arab di MTs Far’ussa’adah Arabiyah Senyerang Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah kurang terutama disebabkan kurangnya kemampuan siswa dalam membaca huruf Arab.
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kurangnya minat tersebut adalah dengan memberikan pelajaran tambahan di luar jam belajar dengan materi cara membaca huruf Arab atau disebut dengan program Iqro’.

B. Saran-saran

Setelah mencermati minat siswa dalam pembelajaran Bahasa Arab di MTs Senyerang, maka penulis perlu memberikan saran-saran kepada :
1. Siswa hendaknya terlebih dahulu membekali dirinya dengan kemampuan membaca huruf Arab sebelum mengikuti pelajaran Bahasa Arab sehingga akan dapat mengikuti pelajaran bahasa Arab dengan baik.
2. Guru Bidang Studi Bahasa Arab hendaknya memberi perhatian yang khusus kepada siswa yang kemampuan membaca huruf Arabnya masih kurang, mengingat minat siswa terkadang muncul manakala ia dapat memahami dan mengerti sebauah mata pelajaran itu. Dan hal ini sangat berpengaruh dengan hasil prestasi siswa.
3. Pihak pengelola pendidikan hendaknya lebih mengintensifkan kegiatan pendidikan tambahan di luar jam sekolah untuk menunjang siswa yang kemampuan dasar agama dan bahasa Arabnyanya masih rendah.
4. Agar dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap miat siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Arab Di MTs Senyerang sehingga nantinya akan ada solusi yang lebih baik lagi.















DAFTAR PUSTAKA



Anonim. (1993). Garis Garis Besar Program Pengajaran MTs mata Pelajaran Bahasa Arab, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI, Jakarta.

Anonim. (1986). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Anonim (1977) Al-Qur’an dan terjemah, Jakarta : Depag. RI

Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Dahlan, Juwairiyah. (1992). Metode Belajar Mengajar Bahasa Asing, Surabaya : Bina Aksara

Faisal, Sanfiah. (1990) Metode Penelitian Kualitati, YA 3, Malang.

Hadi, Sutrisno. (1983) Metode Resech Jilid I, Andi Ofset, Jakarta

Hadi Sutrisno. (1984) Metode Resech Jilid II, Andi Ofset, Jakarta

Koentjoroningrat. (1983) Metode Penelitian Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta.

Nasution. S. (1996), Dikdaktik Asas-asas Mengajar, Jemmars, Bandung.

Nasution. S. (1991), Metodologi Research, Jemmars, Bandung.

Nasution, (2000). Didaktis Asas-asas Mengajar. Jakarta ; Bumi Aksara.

Sardiman. AM. (1992), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali, Jakarta.

Singarimbun, Masri dkk. (1987) Metode Penelitian Survei, LP3S, Jakarta.

Sujana, Nana. (1984). Nilai-nilai Dasar Pendidikan Islam, Serajaya, Jakarta.

Tafsir, Ahmad. (1992). Ilmu Pendidikan dalam Prospektif Islam. Bandung ; Remaja Rosda Karya.

0 komentar:

Posting Komentar

Ethiopia

Seseorang yang menjadi sumber kekuatan terbesar adalah pula sumber kelemahan terbesar

Kumpulan Blog Indonesia

CopyMIX


ShoutMix chat widget

Music

Google Music Search

NapoleonHILL

Kebijakkan yang sesungguhnya, biasanya tampak melalui kerendahan hati dan tidak banyak cakap

  ©Template by ji_aray_ininnawa.