Minggu, 01 Maret 2009

Euphoria PEMILU 2009



PENINGKATAN KAPASITAS PEMILIH MASYARAKAT MARGINAL DAN PEMILIH PEMULA MENUJU KESUKSESAN PENYELENGGARAAN PEMILU TAHUN 2009


ANALISA SITUASI

Tim pelaksana/ pemohon mengajukan usulan kegiatan yang berorientasi pada Pendidikan Pemilih dan Informasi Pemilu.

Pengajuan bentuk kegiatan yang diusulkan Pelaksana kegiatan dalam proposal ini didasarkan pada Undang- undang No. 10 tahun 2008 pasal 244-246 tentang Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Pelaksanaan Sosialisasi dan Penyampaian informasi Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Peraturan KPU No. 23 tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Sosialisasi dan Penyampaian informasi Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Dengan pertimbangan lain bahwa penyelenggaraan pemilu tidak disertai dengan sosialisasi yang maksimal dari pihak penyelenggara pemilu, maka dibutuhkan suatu badan/ lembaga yang mempunyai visi dan misi dalam mensukseskan penyelenggaraan pemilu yang demokratis dan merata dalam informasi pemilu dalam sosialisasi penyelenggaraan pemilihan umum, dengan mempertimbangkan bahwa:
1.Pemilih memiliki informasi yang terbatas tentang Pemilihan Umum karma masih minimnya sosialisasi dari lembaga pelaksana pemilu atau KPU terhadap masyarakat marginal dan pemilih pemula sehingga memungkinkan keterlambatan informasi sehingga pengetahuan pemilih tidak matang dalam menentukan pilihan.
2.Pemilih harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengenali calon Legislatif, DPD, Kepala Daerah maupun partai karena itu pemilih harus memiliki kesadaran dan komitmen dalam memilih dan mengetahuai tata cara pelaksanaan dalam memilih di TPS.
3.Secara umum, pemilih golongan putih (golput) semakin meningkat pada setiap pemilihan, maka diperlukan antisipasi dengan memberikan pengetahuan dan infomasi yang seluas- luasnya kepada masyarakat, khususnya masyarakat marginal dan pemilih pemula yang persentasenya dianggap bisa meningkatkan asas demokrasi dan pelaksanaan pembangunan yang merata.
4.Dengan penyuluhan dan simulasi yang dilaksanakan pada pemilih diharapkan mampu memberikan kematangan dalam berpikir sehingga golput semakin kecil persentasenya.

Alasan pemilihan kelompok sasaran
a.Kondisi pembangunan di Indonesia yang pembangunannya belum merata, baik dari segi ekonomi, transportasi, komunikasi dan informasi, adalah sumber dari kesulitan dalam memberikan informasi pemilu dan pendidikan pemilih. Akses yang tertinggal itu, menyebabkan kesulitan berbagai komponen pelaksana pemilu untuk memberikan inforamasi yang sistematis. Dengan kondisi yang tertinggal, menjadikan peluang untuk tidak memilih semakin besar karena kekurangan informasi tentang tata cara memilih dan informasi tentang apa dan siapa yang harus dipilih. Dalam membagun Negara yang demokratis, adil dan merata di segala bidang terutama dalam pelaksanaan pemilu maka sasaran yang belum tersentuh dalam pendidikan pemilih adalah masyarakat marginal, karena:
1)Masyarakat marginal adalah kelompok yang masih terbatas aksesnya dalam bidang informasi, ekonomi, pendidikan, transportasi, dan politik sehingga tanggung jawab untuk memilih bukan menjadi prioritas karena kesibukan dalam memenuhi kebutuhan keluarga dalam melanjutkan kehidupan.
2)Jumlah pemilih dalam kelompok masyarakat marginal diasumsikan berada pada level 55 %, ini berarti bahwa dalam proses akhir penghitungan suara dalam pemilu mempunyai pengaruh yang berarti dalam penentuan suara calon atau partai untuk memperoleh kemenangan.
Dengan memikian, untuk memperkecil persentase pemilih golput, diharapkan pada masyarakat marginal menjadi instrument penting dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia secara umum dan di provinsi Jambi secara khusus, dengan melakukan pembekalan secara matang serta penyampaian informasi yang benar dalam pemilihan umum.

b.Untuk pelaksanaan pemilu yang demokratis, maka penggunaan hak harus diberikan kepada masyarakat yang masuk dalam kategori pemilih, termasuk pemilih pemula, karena:
1)Pemilih pemula merupakan pemilih yang telah masuk dalam kategori usia memilih yang telah ditetapakan atau masyarakat yang telah berkeluarga tetepi masih dibawah usia memilih atau pelajar SMA/ MA sederajat dan mahasiswa. Pemilih pemula adalah masyarakat yang untuk pertama kalinya menggunakan hak pilihnya dan untuk pertama kalinya diberikan tanggung jawab sebagai warga yang sadar akan hak dan kewajiban sebagai warga Negara Indonesia.
2)Jumlah pemilih pemula diasumsikan berada pada level 20 %, ini berarti pemilih pemula berpengaruh pada tingkat pelaksanaan pemilu dalam perolehan suara calon atau partai.
Dari kedua sasaran diatas, maka persentase golput atau tidak memilih diperkirakan akan semakin meningkat jika pengetahuan pada kedua kelompok pemilih itu tentang pemilu terbatas atau minim. Jika tidak dilakukan penyebaran informasi dan pembekalan, maka masyarakat marginal dan pemilih pemula dikhawatirkan tidak memberikan hak pilihnya secara maksimal, dengan penyuluhan dan simulasi tentang pendidikan pemilih dan informasi pemilu, dapat membawa perubahan pola pikir dalam memilih sehingga masyarakat marginal dan pemilih pemula tidak lagi menjadi “buta” tentang pemilu. Dengan kematangan memilih, maka masyarakat marginal dan pemilih pemula dapat juga mengenali calon legislatif DPD atau partai, sehingga tujuan memilih tersampaikan dengan benar.

•Alasan memilih organisasi yang dapat menjangkau seluruh kelompok sasaran (masyarakat marginal dan pemilih pemula) agar efektif dan efisien.
Tim pelaksana sebagai pemohon memilih badan diklat kabupaten/ kota dan hotel/ wisma yang dianggap dapat dijadikan sebagai sarana pelaksanaan penyuluhan dan simulasi serta apresiasi seni tentang peningkatan kapasitas dalam pemilih 2009. pemikiran ini didasari oleh alas an- alas an logis bahwa lokasi tersebut cukup strategis sehingga mudah dijangkau oleh peserta dalam kegiatan ini.
Daerah/ wilayah kabupaten/ kota yang telah diidentifikasi dan dilibatkan oleh tim pelaksana melalui berbagai rekomendasi dan persetujuan dari pihak yang terkait atau pemerintah setempat, dimana kabupaten/ kota ini menjadi target kegiatan diwailayah propinsi Jambi, sebagaimana nama- nama kabupaten/ kota, kecamatan, desa, sebagai berikut:
Kecamatan Sabak Barat Desa Rano di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Kecamatan……./ Kelurahan……/ Desa………….di Kota Jambi
Kecamatan……./ Kelurahan……/ Desa………….di Kab. Tanjung Jabung Barat
Kecamatan……./ Kelurahan……/ Desa………….di Kab. Kerinci
Kecamatan……./ Kelurahan……/ Desa………….di Kab. Muaro Jambi
Kecamatan……./ Kelurahan……/ Desa………….di Kab. Batang Hari
Kecamatan……./ Kelurahan……/ Desa………….di Kab. Sarolangun
Kecamatan……./ Kelurahan……/ Desa………….di Kab. Merangin
Kecamatan……./ Kelurahan……/ Desa………….di Kab. Bungo
Kecamatan……./ Kelurahan……/ Desa………….di Kab. Tebo

STRATEGI
•Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk tatap muka dengan menggunakan metode penyuluhan, pertemuan publik dan simulasi.

•Kegiatan berikutnya adalah kegiatan kebudayaan yang menggunakan metode apresiasi seni dari Dewan Kesenian Jambi yang bernuansa sukses pemilu 2009 dan teater rakyat jambi yang menampilkan serta bertemakan kesadaran, pemahaman dan pengetahuan pemilu 2009.

•Target yang akan dicapai yaitu sejumlah kecamatan yang ada di masing- masing kabupaten/ kota dengan strategi menggunakan sarana badan pendidikan dan latihan pemerintah daerah kabupaten/ kota dan hotel- hotel/ wisma yang ada di kabupaten/ kota guna menempatkan peserta yang berjumlah 200 orang yang diambil dari beberapa kecamatan.

•Dalam pelaksanaan kegiatan ini melibatkan KPU Kabupaten/ kota, tokoh masyarakat/ tokoh agama, dewan kesenian Jambi sebagai narasumber.

•Alasan melibatkan KPU Kabupaten/ kota seabgai narasumber karena materi yang disampaikan berkenaan dengan bidang- bidang pemilu dan tata cara pemilihan yang baik dan benar.

•Alasan melibatkan tokoh masyarakat/ tokoh agama akan dijelaskannya hal- hal terkait hak dan kewajiban masyarakat dalam mendukung sukses pemilu

•Alasan melibatkan dewan kesenian Jambi, diharapkan dapat menyampaikan pesan- pesan, tata cara melakukan pemilihan yang baik melalui apresiasi seni yang bernuansakan kesadaran, pemahaman, pengetahuan dan komitmen memilih dalam pemilu 2009.

•Kegiatan dilaksanakan dalam rentang waktu 1 (satu) hari dengan pembagian kegiatan dalam dua sesi atau bagian. Masing- masing sesi terdiri dari:


c.Sesi pertama : Kegiatan Tatap Muka (penyuluhan, simulasi dan pertemuan publik
Pada sesi pertama ini, kegiatan tatap muka dalam bentuk penyuluhan dan pertemuan publik dimana narasumber menyampaikan materi berdasarkan kompetensi masing- masing, yaitu:
1)KPU Kabupaten/ kota menyampaikan meteri yang akan menjelaskan hal- hal seperti kapan waktu memilih, dimana dapat memilih, berapa jumlah pemilih dalam satu TPS, bagaimana penyelenggaraan pemilu, hak dan kewajiban masyarakat pra pelaksanaan dan pasca pemilihan, tata cara melaksanakan pemilihan yang baik dan benar.
2)Tokoh masyarakat/ agama akan menjelaskan hal- hal yang berkaitan dengan kewajiban dan peran serta masyarakat dalam proses demokrasi melalui pelaksanaan pemilu dan konsekwensi/ hak yang harus didapat oleh masyarakat yang ikut serta dalam proses demokrasi yang dimaksud.

d.Sesi Kedua: Apresiasi Seni
Sesi kedua dirangkai dengan apresiasi seni yang akan menyampaikan pesan- pesan dan tata cara melakukan pemilihan yang baik melalui pentas seni yang bernuansakan kesadaran, pemahaman, dan pengetahuan menuju sukses pemilu 2009.

Dalam pelaksanaan kegiatan, jumlah peserta ditetapkan maksimal 200 orang perkabupaten/ kota dengan perbandingan 70 % masyarakat marginal (140 orang) dan 30 % (60 orang) pemilih pemula. Angka tersebut dianggap efektif dan efisien dalam mencetak pemilih yang juga berfungsi sebagai kelompok yang akan menyebarkan pengetahuan tentang pendidikan pemilih dan informasi pemilu kepada masyarakat pemilih lainnya.
Untuk mencapai target yang lebih luas bagi masyarakat umum dan untuk menghasilkan sosialisasi yang maksimal, maka pelaksana kegiatan/ pemohon akan mengedepankan akuntability dengan melakukan hal- hal sebagai berikut:
1.Menekankan komitmen pada pemerintah daerah kabupaten/ kota untuk memberikan bimbingan dan pembinaan melalui dinas- dinas dalam wilayah kerja pemerintah daerah kabupaten/ kota, sehingga kelompok- kelompok diluar peserta (masyarakat marginal dan pemilih pemula) juga memiliki pengetahuan yang sama dengan peserta, dalam artian sosialisasi tidak terbatas pada peserta yang telah diberikan penyuluhan dan simulasi.
2.Melakukan dokumentasi secara maksimal dalam bentuk compact disk (CD) dari hasil setiap kegiatan penyuluhan dan simulasi yang disempurnakan, kemudian akan dibagikan kepada masing- masing kabupaten/ kota, jika memungkinkan akan disebarkan kesetiap kecamatan/ keluarahan/ desa. Termasuk pada instansi- intansi pendidikan seperti sekolah/ madrasah serta perguruan tinggi dalam propinsi Jambi.

0 komentar:

Posting Komentar

Ethiopia

Seseorang yang menjadi sumber kekuatan terbesar adalah pula sumber kelemahan terbesar

Kumpulan Blog Indonesia

CopyMIX


ShoutMix chat widget

Music

Google Music Search

NapoleonHILL

Kebijakkan yang sesungguhnya, biasanya tampak melalui kerendahan hati dan tidak banyak cakap

  ©Template by ji_aray_ininnawa.